Selasa, 31 Maret 2015

PERDARAHAN TALI PUSAT



BAB I

PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Asuhan tidak hanya diberikan kepada ibu, tapi juga sangat diperlukan oleh bayi baru lahir (BBL). Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena  proses tersebut merupakan pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan segera, aman, dan bersih untuk BBL merupakan bagian esensial asuhan BBL.
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik.
Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian ini terjadi di negara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini dan pengobatan yang tepat. 
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi petunjuk adanya penyakit pada bayi.
Waktu terbaik untuk pengikatan tali pusat telah menjadi perdebatan selama beberapa dasawarsa dan definisi pengikatan tali pusat dini serta tertunda bervariasi. Namun saat ini, menurut ulasan kolaborasi Cochrane sebagian besar peneliti mendefinisikan pengikatan tali pusat dini bila dilakukan dalam 15 detik setelah lahir, sedangkan tertunda jika dilakukan 45 detik sampai 5 menit setelah lahir dimana pada rentang waktu tersebut terjadi perpindahan darah yang bermakna dari plasenta ke bayi (Kusmiyati, 2009).
Dari keterangan diatas pada studi kasus ini akan dibahas di BAB II (tinjauan teori mengenai defenisi, penyebab, tanda dan gejala, faktor resiko, penatalaksaan), BAB III (tinjauan kasus, pendokumentasian, dan format mengkajian).

B.     TUJUAN PENULISAN

1.      Tujuan Umum
Pembaca dapat memahami dan mengerti tentang perdarahan tali pusat sehingga dapat menerapkan teori secara alamiah kedalam bentuk Asuhan Kebidanan pada Neonatus, pembaca dapat memperoleh gambaran dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien dengan Pendarahan tali pusat.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mampu atau mengerti tentang Pendarahan tali pusat dan   penanganannya
b.      Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Subjektif dan objektif pada bayi baru lahir Ny. “W”.

C.  MANFAAT PENULISAN

1.      Bagi Penulis
Dapat  meningkatkan pengetahuan, dan  menerapkan pada permasalahan yang didapat dari data Subyektif dan Obyektif pada bayi baru lahir Ny “W” dengan Pendarahan tali pusat.
2.      Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau kepustakaan bagi yang membutuhkan serta sebagai bahan acuan perbandingan dalam penanganan pada pasien Pendarahan tali pusat
3.      Bagi Lahan Praktik
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan acuan dalam memberikan asuhan kepada pasien dengan Pendarahan tali pusat.
4.      Bagi Klien
Dapat menambah pengetahuan tentang  pendarahan tali pusat  dan memahami tentang keadaan yang dialaminya dan klien diharapkan bisa lebih kooperatif dengan tenaga kesehatan.


BAB II

TINJAUAN TEORI


A.    BAYI BARU LAHIR NORMAL

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap  37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan antara 2500 gram sampai 4000 gram nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, 2010; hal. 2)
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauteri kehidupan ekstrauteri.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37- 42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram.
a.       Cirri-ciri bayi baru lahir normal
1.      Lahir aterm antara 37-42 minggu
2.      Berat bdan 2500- 4000 gram
3.      Panjang badan 48- 52 cm
4.      Ligkar dada 30- 38 cm
5.      Lingkar kepala 33-35 cm
6.      Lingkar lengan  11- 12 cm
7.      Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit
8.      Pernafasan 40-60 x /menit
9.      Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
10.  Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
11.  Kuku agak panjang dan lemas
12.  Nilai APGAR>7
13.  Gerak aktif
14.  Bayi lahir langsung menangis kuat
15.  Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
16.  Reflek sucking(isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik
17.  Reflek moro ( gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik
18.  Reflek grasping ( menggenggam) sudah baik
19.  Genitalia
®    Pada laki- laki  kematangan ditandai dengan testis yang berada pada sokrotum dan penis yang berlubang
®    Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang , serta adanya labia minora dan mayora
b.      Tahapan Bayi Baru Lahir
1.      Tahap I :
Terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama kelahiran.Pada tahap ini di gunakan system scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu
2.      Tahap II   :
Disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap ada nya perubahan perilaku.
3.      Tahap III    :
Disebut tahap periodik, pengkajian di lakukan 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
(Dewi,2010; h.1- 3)

c.       Penanganan Bayi Baru Lahir Normal
1.      Menilai bayi dengan cepat( dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan ).
2.      Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kotak kulit ibu- bayi lakukan penyuntikan oksitosin im.
3.      Menjepit tali pusat menggunakan klem kira- kira 3 cm dari pusat bayi, melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang klem 2 cm dari klem pertama (kearah ibu).
4.      Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut.
5.      Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
6.      Memberikan bayi kepada ibunya dan mengajurkan ibu utuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.(sarwono,2010; h.344)

B.     DEFENISI PERDARAHAN TALI PUSAT

Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma, pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi seperti septicemia atau infeksi local. Bayi baru lahir harus sering diamati selama usia beberapa hari pertama, sehingga jika perdarahan terjadi, tindakan segera dapat dideteksi.

C.    PENYEBAB PERDARAHAN TALI PUSAT

Perdarahan tali pusat dapat terjadi karena robekan umbilkus, robekan pembuluh darah, setelah placenta previa, dan abrupsio placenta.
®    Robekan umbilikus normal, yang biasanya terjadi karna :
a.       Partus presipitatus
b.      Adanya trauma atau lilitan tali pusat
c.       Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat persalianan.
d.      Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus atau plasenta sewaktu SC.
®    Robekan umbilikus normal, biasanya terjhadi karna :
a.       Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematoma tersebut pecah, namun perdarahan yang terjadi masuk kembali ke dalam plasenta. Hal ini sangat berbahaya bagi bayi karna dapat menimbulkan kematian pada bayi.
b.      Varises juga dapat menyebabkan perdarahan ketika varises tersebut pecah.
c.       Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus, yaitu terjadi pelebaran pembuluh darah setempat saja karna salah dalam proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding pembuluh darah. Pada aneurisma, pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah rapuh dan mudah pecah.
®    Robekan pembuluh darah abnormal
Pada kasus robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomi pembuluh darah seperti berikut ini :
a.       Pembuluh darah abdomen yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada perlindungan jely wharton.
b.      Insersi velamentosa tali pusat, yaitu pecanya pembuluh darah pada percabangan tali pusat sampai ke membran tempat masuknya plasenta. Umbilikus dengan kelainan insersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda.
c.       Plasenta multilobularis, perdarahan terjadi pada pembuluh darah yang menghubungkan masing – masing lobus dengan jaringan plasenta karena bagian tersebut sangat rapuh dan mudah peceah.
®    Perdarahan akibat plasenta previa dan aprupsio plasenta
Perdarahan akibat placenta previa dan abrupsio plasenta dapat membahayakan bayi. Plasenta previa cendrung menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus abrupsio plasenta lebih sering mengakibatkan kematian intrauterin karena dapat terjadi anoreksia. Lakukan pengamatan plasenta dengan teliti untuk menentukan adanya perdarahan pada bayi baru lahir dan lakukan pemeriksaan hemoglobin secara berkala pada bayi barui lahir dengan kelainan placenta atau dengan SC.

D.    TANDA DAN GEJALA PERDARAHAN TALI PUSAT

1.      Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masih menempel pada tali pusat.
2.      Kulit di sekitar tali pusat memerah dan lecet.
3.      Ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna kuning, hijau, atau darah.
4.      Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat.

E.     FAKTOR RESIKO PERDARAHAN TALI PUSAT

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya PDVK antara LAIN:
1.      Ibu yang selama kehamilan mengkonsumsi obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K seperti, obat antikoagulan oral (warfarin), obat-obat antikonvulsan (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin), obat-obat antituberkulosis (INH, rifampicin).
2.      Bayi dengan sintesis vitamin K yang kurang oleh bakteri usus (pemakaian antibiotik, khususnya pada bayi kurang bulan).
3.      Bayi dengan gangguan fungsi hati (kolestasis).
4.      kurangnya asupan vitamin K dapat terjadi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif, karena ASI memiliki kandungan vitamin K yang rendah yaitu <20 ug/L bila dibandingkan dengan susu sapi yang memiliki kandungan vitamin K 3 kali lipat lebih banyak (60 ug/L). Selain itu asupan vitamin K yang kurang juga disebabkan sindrom malabsorpsi dan diare kronik.
5.      Ibu yang berusia <20 tahum dan >35 tahun, Keadaan tersebut memberikan predisposisi untuk terjadi perdarahan, plasenta previa, rupture uteri, solutio plasenta yang dapat menyebabkan perdarahan tali pusat pada bayi.

F.     PENATALAKSANAAN PERDARAHAN TALI PUSAT

1.      Penanganan disesuaikan dengan penyebab dari perdarahan tali pusat yang terjadi.
2.      Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat.
a.       Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali pusat.
b.      Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
c.       Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Gunakan kapas atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang dapat dibeli di apotek.
d.      Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda. Alkohol yang digunakan tidak menyengat. Bayi akan menangis karena alkohol terasa dingin. Membersihkan tali pusat dengan alkohol dapat membantu mencegah terjadinya infeksi. Hal ini juga akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat.
e.       Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.
f.       Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.
3.      Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan. Hal ini dilakukan bila terjadi gejala berikut:
a.       Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.
b.      Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
c.       Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
d.      Bayi menderita demam.
e.       Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
f.       Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
g.      Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
h.      Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi ukuran luasan uang logam.
i.        Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan.


BAB III

TINJAUAN KASUS


A.    KASUS


ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR Ny “W” UMUR 1 HARI
PERDARAHAN TALI PUSAT
DI KLINIK BIDAN “K”

I.       PENGKAJIAN
Tanggal       : 02 Desember 2013
Jam              : 12.05 WIB
Tempat        : Di Ruang “P”

A.    DATA SUBYEKTIF
 Identitas
Nama bayi                        : Bayi Ny.W
Umur bayi                        : 1 hari
Tanggal/Jam/Lahir            : 01 Desember 2013, jam : 09.05 WIB.
Jenis kelamin                    : perempuan
Anak ke                            : 1
No.Reg                             : 059442
Berat badan                      : 2640 gram
Panjang badan                  : 47 cm

Nama Ibu                         : Ny.W
Umur                                : 21 th
Suku/Bangsa                    : Jawa/Indonesia
Agama                              : Islam
Pendidikan                       : SMP
Pekerjaan                          : Swasta
Alamat                              : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”

Nama Ayah                      : Tn. J
Umur                                : 29 th
Suku/Bangsa                    : Jawa/Indonesia
Agama                              : Islam
Pendidikan                       : SMA
Pekerjaan                          : Wiraswasta
Alamat                              : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”
                                                                    
Keluhan Utama :
Ibu mengatakan adanya darah yang keluar dari tali pusat bayinya sejak tadi pagi jam 06.30 WIB, dan bayinya menangis.

Riwayat Penyakit Kehamilan
-        Perdarahan                 : Tidak ada
-        Pre-eklamsi                 : Tidak ada
-        Eklampsia                   : Tidak ada
-        Penyakit kelamin        : Tidak ada
-        Lain-lain                     : Tidak ada

Kebiasaan Waktu Hamil :
a.       Pola Nutrisi
Sebelum Hamil :      
-        Makan          : 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk, sayur kadang buah-buahan)
-        Minum          : 5-7 gelas/hari (air putih, teh)
Selama Hamil :
-        Makan          : 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk, sayur)
-        Minum          : 5-8 gelas/hari (air putih, teh)

b.      Pola Aktivitas
Sebelum Hamil :
 Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri seperti menyapu, mencuci, dan memasak.
Selama Hamil:
 Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri tetapi tidak terlalu berat.

c.       Pola Istirahat
Sebelum Hamil :
-        Tidur siang     : jam 12.00-13.00 (+ 1 jam/hari)
-        Tidur malam   : jam 21.00-04.00 (+ 7-8 jam/hari )
Selama Hamil :
-        Tidur siang     : jam 12.00-13.30 (+ 1-2 jam/hari)
-        Tidur malam   : jam 21.00-04.30 (+ 7-8 jam/hari )

d.      Pola Eliminasi
Sebelum hamil :
-        BAK 5x /hari, warna kuning, bau khas
-        BAB 1x/hari, warna kuning, konsistensi lunak.
Selama hamil :
-        BAK 6-7x /hari, warna kuning, bau khas
-        BAB 1x/hari, warna kuning, konsistensi lunak, bau khas

Riwayat Persalinan Sekarang:
1.      Jenis persalinan                      : Spontan belakang kepala.
2.      Ditolong oleh                         : Bidan
3.      Lama persalinan
- Kala I                                         : 12 jam
- Kala II
                                       : 2 jam
- Kala III
                                     : 10 Menit
4.      Pengeluaran pervaginam
Darah lendir                                 : ada lochea rubra
Air ketuban                                  : pecah jam 11.10 WIB, warna jernih, bau khas
Laserasi / robekan perineum         : Tidak ada
Darah                                            : Ada sekitar + 150 CC
5.      Komplikasi persalinan.
Ibu                                                : Tidak ada
Bayi
                                             : Tidak ada
6.      Keadaan Bayi Baru Lahir.
Nilai Apgar Skor                          : 8-9
Menit 1 :
Appeance (warna kulit)     : 1
Pulse (Frek nadi)               : 2
Grimace (ransangan)         : 1
Activity (tonus otot)         : 2
Respiration (pernafasan)   : 2
Menit 5:
Appeance (warna kulit)     : 2
Pulse (Frek nadi)               : 2
Grimace (ransangan)         : 1
Activity (tonus otot)         : 2
Respiration (pernafasan)   : 2
7.      Resusitasi
Penghisapan lendir                       : Ya
Oksigen                                        : Tidak
Terapi                                           : Penghangatan dengan lampu.
Keterangan                                   : Untuk menghangatkan tubuh bayi sehingga bayi tidak hipotermi
B.     DATA OBYEKTIF
1.      Pemeriksaan fisik umum
Keadaan Umum                            : Composmentis
Suhu                                              : 36,8 0C
Pernafasan                                     : 46 x/menit
Nadi                                              : 120x/menit
Berat badan sekarang                    : 2640 gram
Panjang badan                               : 48 cm

2.      Pemeriksaan khusus.
®    Inspeksi
Kepala                : tidak ada caput succedaneum, dan chepal hematoma.
Ubun-ubun         : Datar, tidak ada moulase.
Muka                  : Simetris, Tidak ada kelainan.
Mata                   : Simetris, tidak ada kelainan.
Telinga               : Simetris, tidak ada serumen
Mulut                 : Simetris, tidak ada bibir sumbing.
Hidung               : Simetris, tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung
Leher                  : Tidak ada tyroid, tidak ada pembengkakan.
Dada                  : Simetris, gerakan rongga dada teratur, tidak ada tarikan intercostae
Abdomen           : Simetris, tidak kembung, Tali pusat terbungkus kasa steril, terlihat perdarahan
Punggung           : Simetris, tidak ada sipina bifida
Ekstremitas        : Jari-jari ekstremitas atas dan bawah lengkap, tidak ada polydaktil, syndaktil, brakidaktyl, bentuk ekstremitas kanan dan kiri simetris.
Genetalia            : Terlihat Labia mayora menutupi labia minora.
Anus                   : Terdapat lubang anus.

®    Palpasi
Kepala                               : Tidak ada benjolan, UUB datar, UUK belum menutup
Leher                                 : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe


®    Reflek
Reflek moro                      : Ada
Reflek Rooting                 : Ada
Reflek Graphs/plantar       : Ada
Reflek Sucking                 : Ada
Reflek Walking                 : Tidak ada
®    Antropometri
Lingkar kepala
FO                                     : 34 cm
MO                                    : 35 cm
SOB                                  : 32 cm
Lingkar dada                     : 32 cm
Lingkar lengan atas           : 11 cm
®    Eliminasi
Miksi                                 : Sudah,
-        jam            : 22.05 WIB
Meconium                         : Sudah,
-        Warna        : Hijau Kehitaman
-        Tgl             : 01 Desember 2013
-        Jam            : 22.05 WIB
®    Pemeriksaan Penunjang : -

C.    ANALISIS
Bayi Ny. “W” 1 hari post partum dengan perdarahan tali pusat fisiologis
D.    PENATALAKSANAAN
  1.  Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
  2. Melakukan observasi TTV
  3. Kenakan popok di bawah tali pusat, biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
  4.  Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda.
  5. Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Bungkus tali pusat dengan kasa steril. Hal ini  akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat.
  6. Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat.
  7. Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.
  8. Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.
9.      Memberikan kehangatan pada bayi dengan cara :
menggedong, memberi selimut, dan memberi penutup/topi pada kepala
10.  Ganti pakian yang basah dengan pakaian kering
Ganti popok setiap BAK/BAB
10.  Menganjurkan pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan pemberian ASI sesering mungkin agar bayi mendapatkan nutrisi yang cukup
Memberikan ASI setiap 2 jam sekali atau sesering mungkin
  1. Melakukan konseling kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya BBL dengan kriteria kegawatan , seperti : Bayi tidak mau menetek, tampak lesu, pernapasan lambat, suhu naik, terjadi perdarahan/ keluar cairan berbau pada tali pusat.
  2. Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien apabila dilakukan rujukan
  3. Menganjurkan ibu pergi ke tenaga kesehatan jika terjadi tanda-tanda bahaya pada BBL

B.     PENDOKUMENTASIAN

S :
-        Ibu mengatakan tali pusat bayinya mengeluarkan darah sejak tadi pagi.
-        Ibu mengatakan bayinya menangis

O :
1.      Pemeriksaan umum :
-        JK              : Perempuan
-        TTV           :
§  S    : 36,8 0C
§  P    : 46 x/i
§  N   : 120 x/i
2.      Pemeriksaan fisik :
o        Kepala
: kulit kepala bersih, Tidak ada benjolan, UUB datar, UUK belum menutup
o        Muka
: kemerahan
o        Mata
: konjungtiva merah muda, sklera putih
o        Telinga
: Simetris kiri dan kanan
o        mulut
: Tidak ada bibir sumbing
o        hidung
: simetris
o        leher
: Tidak ada pembengkakan
o        dada
: Payudara kiri dan kanan simetris, tidak ada strider
o        Abdomen
: tali pusat terbungkus kasa steril, terlihat perdarahan
o        Punggung
: Tidak ada spina bifida
o        Genitalia
: Labiya mayora menutupi labiya minora
o        Anus
: (+)
o        refleks 
: (+)

A :
Bayi baru lahir normal, usia 3 hari , JK perempuan, KU baik, dengan perdarahan tali pusat.

P :
-        melakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat.
-        Membersihkan area di sekitar tali pusat.
-        Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat.
-        Menganjurkan untuk kembali jika terdapat tanda-tanda sbb:
a)      Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.
b)      Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
c)      Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
d)     Bayi menderita demam.
e)      Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
f)       Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
g)      Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
h)      Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi ukuran luasan uang logam.
i)        Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti.
EVALUASI:
-        Tindakan pencegahan infeksi sudah dilakukan.
-        Area disekitar tali pusat sudah dilakukan.
-        Ibu tau dan bisa cara perawatan tali pusat.
-        Ibu mau kembali jika terdapat tanda-tanda diatas.


C.    FORMAT PENGKAJIAN BBL

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR (BBL)
I.       Pengumpulan Data
A.    BIODATA
Bayi
Nama Bayi                  : Bayi Ny.W
Umur Bayi                  : 1 hari
Tgl/Jam Lahir              : 01 Desember 2013, jam : 09.05 WIB
Jenis Kelamin              : Perempuan
Berat Badan                : 2640 gram
Panjang Badan            : 47 cm

Orang Tua
Nama Ibu                   : Ny.W
Umur                          : 21 th
Suku/Bangsa              : Jawa/Indonesia
Agama                        : Islam
Pendidikan                 : SMP
Pekerjaan                    : Swasta
Alamat                        : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”
Nama Ayah                : Tn. J
Umur                          : 29 th
Suku/Bangsa              : Jawa/Indonesia
Agama                        : Islam
Pendidikan                 : SMA
Pekerjaan                    : Wiraswasta
Alamat                        : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”





B. DATA SUBJEKTIF
Didata Pada Tanggal / Jam     : 02 Desember 2013, jm : 12.05WIB
1.      Keluhan                             :  
Ibu mengatakan adanya darah yang keluar dari tali pusat bayinya sejak tadi pagi jam 06.30 WIB, dan bayinya menangis.
2.      Riwayat Penyakit Kehamilan
·         Perdarahan                  : Tidak Ada
·         Pre-Eklampsi               : Tidak Ada
·         Eklampsi                     : Tidak Ada
·         Penyakit Kelamin        : Tidak Ada
·         Anemia                        : Tidak Ada
·         Lai-Lain                      : Tidak Ada
3.      Kebiasaan waktu hamil
·         Makan                         : Tidak Ada Makanan Pantangan
·         Obat-Obatan/Jamu      : Tidak Ada
·         Merokok                      : Tidak Ada
·         Lain-Lain                    : Tidak Ada
4.      Riwayat Persalinan Sekarang
·         Jenis Persalinan           : Spontsn
·         Ditolong Oleh             : Bidan
·         Lama Persalinan
Kala I                          : 12 jam
Kala II                         : 2 jam
Kala III                       : 10 menit
Kala IV                       : -
·         Ketuban
Warna                          : Jernih
Bau                              : Amis
·         Panjang Tali Pusat       : 45 Cm
·         Plasenta                       : Berat, 500 Gram
·         Komplikasi Persalinan
Ibu                               : Tidak Ada
Bayi                             : Tidak Ada
·         Keadaan Bbl               : Normal


SCORE
0
1
2
A
(Appearance)
Warna Kulit
(  )(  ) Pucat
(x)(  ) Badan Merah
(v)(  ) Seluruh Tubuh Kemerahan
P
(Pulse)
Frekuensi Jantung
(  )(  ) Tidak Ada
(v)(x) <100
(  )(  ) >100
G
(Grimate)
Reaksi Terhadap Rangsangan
(  )(  ) Tidak Ada
(x)(v) Sedikit Gerakan
(  )(  ) Menangis, Batuk Atau Bersin
A
(Activity)
Aktifitas
(  )(  ) Tidak Ada
(  )(  ) Ekstremitas Sedikit Fleksi
(x)(v) Gerakan Aktif
R
(Respiratory)
Pernafasan
(  )(  ) Tidak Ada
(  )(  ) Lemah, Tidak Teratur
(2)(2) Baik, Menangis Kuat
Keterangan      : x : menit 1                 v : menit 5
·         Resusitasi
Penghisapan Lendir                : Dilakukan
Ambu                                      : Tidak Ada
Intubasi Endotrakheal             : Tidak Ada
Oksigen                                   : Tidak Ada
Therapy                                   : Penghangatan Dengan Lampu

B.     DATA OBJEKTIF
1.      Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum                : conpos mentis
Suhu                                  : 36,8 0C
Pernafasan                         : 40x/i
Nadi                                  : 120x/i
BB Sekarang                     : 2640 gram
2.      Pemeriksaan Fisik
Kepala                         : tidak ada caput succedaneum, dan chepal hematoma.
Ubun-ubun                  : Datar, tidak ada moulase.
Muka                           : Simetris, Tidak ada kelainan.
Mata                            : Simetris, tidak ada kelainan.
Telinga                        : Simetris, tidak ada serumen.
Mulut                          : Simetris, tidak ada bibir sumbing.
Hidung                        : Simetris, tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Leher                           : Tidak ada tyroid, tidak ada pembengkakan.
Dada                           : Simetris, gerakan rongga dada teratur, tidak ada tarikan intercostae.
Abdomen                    : Tali pusat terbungkus kasa steril, terlihat perdarahan.
Punggung                    : Simetris, tidak ada sipina bifida.
Ekstremitas                 : Jari-jari ekstremitas atas dan bawah lengkap, tidak ada polydaktil, syndaktil, brakidaktyl, bentuk ekstremitas kanan dan kiri simetris.
Genetalia                    : Terlihat Labia mayora menutupi labia minora.
Anus                            : Terdapat lubang anus.
3.      Reflek
Reflek Moro                      : Ada
Reflek Rooting                 : Ada
Reflek Walking                 : Tidak Ada
Reflek Graph                    : Ada
Reflek Sucking                 : Ada
Reflek Tonic Neck            : Ada
4.      Antropometri
Lingkar Kepala                 : 34 cm
Lingkar Dada                    : 32 cm
Lingkar Lengan Atas        : 11 cm
5.      Eliminasi
BAB                                  : sudah
BAK                                 : sudah
Padang, ……………………….
                   Petugas Kesehatan                                               Klien/Keluarga


(______________________)                          (_____________________)


BAB IV

PEMBAHASAN


Asuhan kebidanan adalah bantuan yang dilakukan oleh bidan kepada individu pasien atau kliennya. Seorang bidan dalam melaksanakan asuhan dan klien mengacu pada pola pikir sistematis penatalaksanaan. Pola pikir sistematis adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dari tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. W dengan perdarahan tali pusat diklinik bidan “K”. Ditemukan hasil sebagai berikut:
1.      Pada pengkajian data
Pada pengkajian dilakukan untuk pengumpulan data dasar tentang keadaan pasien. Pada studi kasus ini penulis melakukan pengkajian terhadap bayi baru lahir yaitu Bayi Ny.W umur 1 hari dengan perdarahan tali pusat, dengan hasil sebagai berikut:
a.       Umur ibu
1)      Menurut tinjauan teori
Umur muda (< 20 tahun) beresiko karena ibu belum siap secara medis (organ reproduksi) maupun secara mental. sedangkan umur tua (> 35 tahun), secara fisik ibu mengalami kemunduran untuk menjalani kehamilan. Keadaan tersebut memberikan predisposisi untuk terjadi perdarahan, plasenta previa, rupture uteri, solutio plasenta yang dapat berakhir dengan terjadinya perdarahan tali pusat pada bayi.
2)      Menurut tinjauan kasus
Pada kasus perdarahan tali pusat terhadap Bayi Ny.W, umur Ny.W adalah 21 tahun.
3)      Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan toeri dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan teori faktor resiko terjadinya perdarahan tali pusat adalah ibu dengan usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, sedangkan umur Ny.W adalah 21 tahun.
b.      Keluhan utama
1)      Menurut tinjauan teori
Menurut teori tanda dan gejala perdarahan tali pusat adalah sbb:
-        Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masih menempel pada tali pusat.
-        Kulit di sekitar tali pusat memerah dan lecet.
-        Ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna kuning, hijau, atau darah.
-        Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat.
2)      Menurut tinjauan kasus
Ibu mengatakan adanya darah yang keluar dari tali pusat bayinya sejak tadi pagi jam 06.30 WIB, dan bayinya menangis
3)      Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena pada tinjauan kasus ibu mengatakan adanya darah yang keluar dari tali pusat bayinya, serta pada tinjauan teori tanda dan gejala dari perdarhan tali pusat yaitu ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna kuning, hijau, atau darah.
c.       Riwayat persalinan sekarang
1)      Menurut tinjauan teori
Penyebab perdarahan tali pusa salah satunya yaitu:
®    Robekan umbilikus normal, yang biasanya terjadi karna :
·         Partus presipitatus
·         Adanya trauma atau lilitan tali pusat
·         Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat persalianan.
·         Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus atau plasenta sewaktu SC.
2)      Menurut tinjauan kasus
Jenis persalinan                 : Spontan belakang kepala.
Ditolong oleh                    : Bidan
Lama persalinan                :
- Kala I                        : 12 jam
- Kala II
                     : 2 jam
- Kala III
                    : 10 Menit
3)      Pembahasan
Terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus, dimana pada tinjauan teori dikatakan bahwa salah satu penyebab terjadinnya perdarahan tali pusat adalah partus persipitatus tetapi pada tinjauan kasus yaitu spontan belakang kepala, kemungkinan perdarahan terjadi akibat penyebab lainnya yaitu tali pusat yang pendek saat proses persalinan.
2.      Identifikasi Masalah, Diagnosa danKebutuhan
a.       Diagnose kebidanan
1)      Menurut tinjauan teori
Pada langkah ini mengidentifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian dinterpretasi sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun masalah keduanya harus ditangani. (soepardan; h. 99).
Data subjektif : informasi tentang identitas bayi baru lahir, seperti umur bayi, jam kelahiran bayi, jenis kelamin bayi dan anak keberapa.
Data objektif : keadaan yang lebih pasti dilihat dari pasien yang dikaji.
2)      Menurut tinjauan kasus
Pada kasus bayi Ny.W didapatkan diagnosa kebidanan “Bayi Ny. “W” 1 hari post partum dengan perdarahan tali pusat fisiologis”
Data Subjektif :
Nama bayi                         : Bayi Ny.W
Umur bayi                         : 1 hari
Tanggal/Jam/Lahir             : 01 Desember 2013, jam : 09.05 WIB.
Jenis kelamin                     : perempuan
Anak ke                             : 1
Data Objektif :
Abdomen : Simetris, tidak kembung, Tali pusat terbungkus kasa steril, terlihat perdarahan


3)      Pembahasan
Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan, karena pada tinjauan kasus diagnose didapatkan dari data subjektif dan data objektif sesuai dengan teori yang disampaikan oleh (JNPK KR, 2008)., dimana untuk menegakkan diagnose didapatkan berdasarkan hasil pengkajian, baik data subjektif ataupun objektif.
b.      Masalah
1)      Menurut tinjauan teori
Pada teori, terdapat masalah pada bayi baru lahir dengan perdarahan tali pusat adalah bayi baru lahir yang mengalami trauma, pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi seperti septicemia atau infeksi local.
2)      Menurut tinjauan kasus
Pada kasus dikatakan masalah pada bayi yaitu perdarahan pada tali pusat.
3)      Pembahasan
Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan, karena pada kasus salah satu masalah yang ada pada bayi tali pusat berdarah, sama seperti yang ada pada teori yang disampaikan oleh (Dewi.2010;h.102) yaitu terdapat masalah pada bayi baru lahir dengan perdarahan tali pusat adalah bayi baru lahir yang mengalami trauma, pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal.
c.       Kebutuhan
1)      Menurut tinjauan teori
Menurut teori kasus perdarahan tali pusat untuk penanganan awal dilakukan pencegahan infeksi.
2)      Menurut tinjauan kasus
Dalam kasus perdarahan tali pusat pada Bayi Ny.W penanganan diperlukan tindakan pencegahan infeksi.
3)      Pembahasan
Dari tinjauan teori dan tinjauan kasus tersebut tidak ditemukan kesenjangan, karena kebutuhan yang diperlukan oleh bayi sesuai dengan teori pada penanganan awal bayi baru lahir dengan perdarahan tali pusat dilakukan tindakan pencegahan infeksi.
3.      Antisipasi masalah potensial
a.       Menurut tinjauan teori
Pada langkah ini mengidentifikasikan masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Soepardan, 2009; hal. 99)
b.      Menurut tinjauan kasus
Pada Bayi Ny.W dengan perdarahan tali pusat yang mungkin terjadi jika tidak tertangani adalah infeksi tali pusat.
c.       Pembahasan
Dari tinjauan teori dan tinjauan kasus tersebut tidak didapatkan kesenjangan, dimana pada kasus awalnya hanya perdarahan tali pusat dan segeradilakukan pencegahan infeksi agar tindak terjadi perdarahan tali pusat.
4.      Tindakan segera
a.       Menurut tinjauan teori
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterpretasi sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun masalah, keduanya harus ditangani. Meskipun masalah tidak dapat diartikan sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkan penanganan.
b.      Menurut tinjauan kasus
Pada kasus tersebut ditemukan indikasi untuk melakukan tindakan segera/penanganan awal berupa tindakan pencegahan infeksi dengan alasan terdapat potensi terjadinya infeksi tali pusat jika perdarahan tali pusat pada bayi tidak tertangani dengan baik.
c.       Pembahasan
Jadi tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus, karena pada kasusnya tindakan segera/penanganan awal berupa tindakan pencegahan infeksi dilakukan untuk mengantisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi pada bayi berupa infeksi tali pusat.
5.      Rencana asuhan
a.       Menurut tinjauan teori
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyuluruh yang ditentukan berdasarkan langkah- langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelautan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah diidentikasi atau antispasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak  lengkap dapat dilengkapi  rencana asuhan yang menyuluruh tidak hanya meliputi segala hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut. Pedoman antisipasi ini mencakup perkiraan tentang hal yang akan terjadi berikutnya: apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah bidan perlu merujuk klien bila ada sejumlah masalah terkait sosial, ekonomi, kultural, atau psikososial.
1)      Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat :
a)      Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali pusat.
b)      Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
c)      Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Gunakan kapas atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang dapat dibeli di apotek.
d)     Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda. Alkohol yang digunakan tidak menyengat. Bayi akan menangis karena alkohol terasa dingin. Membersihkan tali pusat dengan alkohol dapat membantu mencegah terjadinya infeksi. Hal ini juga akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat.
e)      Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.
f)       Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.
2)      Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan. Hal ini dilakukan bila terjadi gejala berikut:
a)      Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.
b)      Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
c)      Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
d)     Bayi menderita demam.
e)      Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
f)       Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
g)      Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
h)      Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi ukuran luasan uang logam.
i)        Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan.
b.      Menurut tinjauan kasus
1)      Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
2)      Melakukan observasi TTV
3)      Kenakan popok di bawah tali pusat, biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
4)       Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda.
5)      Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Bungkus tali pusat dengan kasa steril. Hal ini  akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat.
6)      Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat.
7)      Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.
8)      Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.
9)      Memberikan kehangatan pada bayi dengan cara :
menggedong, memberi selimut, dan memberi penutup/topi pada kepala
a)      Ganti pakian yang basah dengan pakaian kering
Ganti popok setiap BAK/BAB
b)      Menganjurkan pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan pemberian ASI sesering mungkin agar bayi mendapatkan nutrisi yang cukup
Memberikan ASI setiap 2 jam sekali atau sesering mungkin
c)      Melakukan konseling kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya BBL dengan kriteria kegawatan , seperti : Bayi tidak mau menetek, tampak lesu, pernapasan lambat, suhu naik, terjadi perdarahan/ keluar cairan berbau pada tali pusat.
10)  Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien apabila dilakukan rujukan
11)  Menganjurkan ibu pergi ke tenaga kesehatan jika terjadi tanda-tanda bahaya pada BBL
c.       Pembahasan
Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan, karena sesuai dengan teori, rencana yang diberikan dimulai dari langkah awal pencegahan infeksi dan rencana asuhan sejlanjutnya yaitu Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien apabila dilakukan rujukan.
6.      Pelaksanaan
a.       Menurut tinjauan teori
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyuluruh dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya walau bidan tidak melakukan nya sendiri, namun ia tetap memikul tangung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya (misalnya dengan memastikan bahwa langkah tersebut benar-benar terlaksana).
b.      Menurut tinjauan kasus
1)      Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali pusat.
2)      Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
3)      Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Gunakan kapas atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang dapat dibeli di apotek.
4)      Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda. Alkohol yang digunakan tidak menyengat. Bayi akan menangis karena alkohol terasa dingin. Membersihkan tali pusat dengan alkohol dapat membantu mencegah terjadinya infeksi. Hal ini juga akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat.
5)      Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.
6)      Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.

c.       Pembahasan
Jadi terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus, dimana pada teori perdarahan tali pusat dikatakan bahwa penanganan awal sama seperti tinjauan kasus.
7.      Evaluasi
a.       Menurut tinjauan teori
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan.
Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apkah benar- benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifkasi didalam diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya.
b.      Menurut tinjauan kasus
-        Tindakan pencegahan infeksi sudah dilakukan.
-        Area disekitar tali pusat sudah dilakukan.
-        Ibu tau dan bisa cara perawatan tali pusat.
-        Ibu mau kembali jika terdapat tanda-tanda diatas.
c.       Pembahasan
Pada evaluasi kasus perdarahan tali pusat pada Bayi Ny.W tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus, karena pada teori yang disampaikan oleh bidan  langkah evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dari asuhan dan pada kasusnya evaluasi dilakukan dengan hasil yang baik.

 



BAB V

PENUTUP


A.    KESIMPULAN

Perdarahan tali pusat merupakan suatu masalah yang lazim terjadi pada bayi yang ditandai dengan adanya cairan (darah) yang keluar di sekitar tali pusat bayi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu robekan umbilikus, robekan pembuluh darah, maupun anemia pada bayi baru lahir akibat kelainan plasenta.
Dapat ditangani dengan tindakan pencegahan infeksi, dan apabila terjadi gejala infeksi pada bayi, segera lakukan rujukan.
Pada kasus diatas dapat disimpulkan bahwa memberikan asuhan pada bayi baru lahir dengan perdarahan tali pusat dapat dengan cara menerapkan teori secara alamiah kedalam bentuk Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir.

B.     SARAN

1.      Bagi penulis
Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan, menerapkan pada permasalahan yang didapat dari Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir Ny. “W” dengan pendarahan pada tali pusat.
2.      Bagi klien
Hendaknya kita menjaga tali pusat bayi agar tidak basah dengan cara memberikan informasi kepada orang tua bayi untuk tidak mengoleskan alkohol ke tali pusat bayi, cukup dengan mengeringkan pada saat selesai mandi.
Diharapkan klien mengetahui tentang pendarahan tali pusat dan memahami tentang keadaan yang dialaminya dan klien bisa lebih kooperatif dengan tenaga kesehatan.
saya menyadari bahwa pada studi kasus ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan penulisan studi kasus yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA


Marmi, Rahardjo, kukuh.(2012).Asuhan neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah.Yogyakarta : pustaka pelajar.
 Nani Lia, Dewi.(2010).Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Yogyakarta: Salemba Medika.
Nelson, Edisi 15, Vol.1.Ilmu Kesehatan Anak.Cetakan 2012.
http://penel-bid.blogspot.com/2009/06/perdarahan-tali-pusat.html. (tanggal akses : 26 desember 2014)
http://ayurai.wordpress.com/2009/05/21/talipusat-umbillicus/ (tanggal akses : 26 desember 2014)
http://rafifsafaalzena.blogspot.com/2010/11/pendarahan-pada-tali-pusat.html (tanggal akses : 26 desember 2014)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar