BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan tidak hanya diberikan kepada ibu,
tapi juga sangat diperlukan oleh bayi baru lahir (BBL). Walaupun sebagian besar
proses persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil
kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil
apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang
optimal. Memberikan asuhan segera, aman, dan bersih untuk BBL merupakan bagian
esensial asuhan BBL.
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi
umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena
memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup
sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka
kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun
terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke
ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan
terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik.
Setiap tahun
diperkirakan 4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan
dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian pada
minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti
asfiksia, sepsis dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian
ini terjadi di negara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah
dengan pencegahan dini dan pengobatan yang tepat.
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma
pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan
trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi petunjuk
adanya penyakit pada bayi.
Waktu terbaik untuk pengikatan tali pusat telah
menjadi perdebatan selama beberapa dasawarsa dan definisi pengikatan tali pusat
dini serta tertunda bervariasi. Namun saat ini, menurut ulasan kolaborasi
Cochrane sebagian besar peneliti mendefinisikan pengikatan tali pusat dini bila
dilakukan dalam 15 detik setelah lahir, sedangkan tertunda jika dilakukan 45
detik sampai 5 menit setelah lahir dimana pada rentang waktu tersebut terjadi
perpindahan darah yang bermakna dari plasenta ke bayi (Kusmiyati, 2009).
Dari
keterangan diatas pada studi kasus ini akan dibahas di BAB II (tinjauan teori mengenai
defenisi, penyebab, tanda dan gejala, faktor resiko, penatalaksaan), BAB III
(tinjauan kasus, pendokumentasian, dan format mengkajian).
B. TUJUAN PENULISAN
1.
Tujuan
Umum
Pembaca dapat memahami dan mengerti
tentang perdarahan tali pusat sehingga dapat menerapkan teori secara alamiah
kedalam bentuk Asuhan Kebidanan pada Neonatus, pembaca dapat memperoleh gambaran
dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien dengan Pendarahan tali pusat.
2.
Tujuan
Khusus
a. Mahasiswa mampu atau mengerti
tentang Pendarahan tali pusat dan penanganannya
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian
data Subjektif dan objektif pada bayi baru lahir Ny. “W”.
C. MANFAAT PENULISAN
1.
Bagi
Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan, dan menerapkan pada
permasalahan yang didapat dari data Subyektif dan Obyektif pada bayi baru lahir
Ny “W” dengan Pendarahan tali pusat.
2.
Bagi
Institusi
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau kepustakaan bagi yang
membutuhkan serta sebagai bahan acuan perbandingan dalam penanganan pada pasien
Pendarahan tali pusat
3.
Bagi
Lahan Praktik
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan acuan dalam memberikan asuhan
kepada pasien dengan Pendarahan
tali pusat.
4.
Bagi
Klien
Dapat
menambah pengetahuan tentang pendarahan tali pusat dan memahami tentang keadaan yang dialaminya
dan klien diharapkan
bisa lebih kooperatif dengan tenaga kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. BAYI BARU LAHIR NORMAL
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan
42 minggu dengan berat badan antara 2500 gram sampai 4000 gram nilai apgar
>7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, 2010; hal. 2)
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus
merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma
kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauteri kehidupan ekstrauteri.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
pada usia kehamilan 37- 42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram.
a. Cirri-ciri bayi baru lahir normal
1.
Lahir aterm antara 37-42 minggu
2.
Berat bdan 2500- 4000 gram
3.
Panjang badan 48- 52 cm
4.
Ligkar dada 30- 38 cm
5.
Lingkar kepala 33-35 cm
6.
Lingkar lengan 11- 12 cm
7.
Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit
8.
Pernafasan 40-60 x /menit
9.
Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup
10. Rambut lanugo tidak
terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
11. Kuku agak panjang dan
lemas
12. Nilai APGAR>7
13. Gerak aktif
14. Bayi lahir langsung
menangis kuat
15. Reflek rooting (mencari
putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah
terbentuk dengan baik.
16. Reflek sucking(isap dan
menelan ) sudah terbentuk dengan baik
17. Reflek moro ( gerakan
memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik
18. Reflek grasping (
menggenggam) sudah baik
19. Genitalia
® Pada laki- laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
pada sokrotum dan penis yang berlubang
® Pada perempuan
kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang , serta adanya
labia minora dan mayora
b. Tahapan Bayi Baru Lahir
1. Tahap I :
Terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit
pertama kelahiran.Pada tahap ini di gunakan system scoring apgar untuk fisik
dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu
2.
Tahap II :
Disebut tahap transisional reaktivitas. Pada
tahap II dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap ada nya perubahan
perilaku.
3.
Tahap III :
Disebut tahap periodik, pengkajian di lakukan 24
jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
(Dewi,2010; h.1- 3)
c. Penanganan Bayi Baru
Lahir Normal
1.
Menilai bayi dengan cepat( dalam 30 detik), kemudian meletakkan
bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari
tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang
memungkinkan ).
2.
Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan
kotak kulit ibu- bayi lakukan penyuntikan oksitosin im.
3.
Menjepit tali pusat menggunakan klem kira- kira 3 cm dari pusat
bayi, melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang
klem 2 cm dari klem pertama (kearah ibu).
4.
Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut.
5.
Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti
bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala,
membiarkan tali pusat terbuka.
6.
Memberikan bayi kepada ibunya dan mengajurkan ibu utuk memeluk
bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.(sarwono,2010; h.344)
B. DEFENISI PERDARAHAN TALI PUSAT
Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada
tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma, pengikatan tali pusat yang
kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain itu
perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi
seperti septicemia atau infeksi local. Bayi baru lahir harus sering diamati selama
usia beberapa hari pertama, sehingga jika perdarahan terjadi, tindakan segera
dapat dideteksi.
C. PENYEBAB PERDARAHAN TALI PUSAT
Perdarahan tali
pusat dapat terjadi karena robekan umbilkus, robekan pembuluh darah, setelah placenta
previa, dan abrupsio placenta.
® Robekan
umbilikus normal, yang biasanya terjadi karna :
a. Partus
presipitatus
b. Adanya trauma
atau lilitan tali
pusat
c. Umbilikus
pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat
persalianan.
d. Kelalaian
penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus atau
plasenta sewaktu SC.
® Robekan
umbilikus normal, biasanya terjhadi karna :
a. Adanya hematoma
pada umbilikus yang kemudian hematoma tersebut pecah, namun perdarahan yang
terjadi masuk kembali ke dalam plasenta. Hal ini sangat berbahaya bagi bayi
karna dapat menimbulkan kematian pada bayi.
b. Varises juga
dapat menyebabkan perdarahan ketika varises tersebut pecah.
c. Aneurisma
pembuluh darah pada umbilikus, yaitu terjadi pelebaran pembuluh darah setempat
saja karna salah dalam proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding
pembuluh darah. Pada aneurisma, pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah rapuh
dan mudah pecah.
® Robekan
pembuluh darah abnormal
Pada kasus
robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya trauma, hendaknya dipikirkan
kemungkinan adanya kelainan anatomi pembuluh darah seperti berikut ini :
a. Pembuluh darah
abdomen yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada perlindungan jely wharton.
b. Insersi
velamentosa tali pusat, yaitu pecanya pembuluh darah pada percabangan tali
pusat sampai ke membran tempat masuknya plasenta. Umbilikus dengan kelainan
insersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda.
c. Plasenta
multilobularis, perdarahan terjadi pada pembuluh darah yang menghubungkan
masing – masing lobus dengan jaringan plasenta karena bagian tersebut sangat
rapuh dan mudah peceah.
® Perdarahan
akibat plasenta previa dan aprupsio plasenta
Perdarahan
akibat placenta previa dan abrupsio plasenta dapat membahayakan bayi. Plasenta
previa cendrung menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus abrupsio plasenta
lebih sering mengakibatkan kematian intrauterin karena dapat terjadi anoreksia.
Lakukan pengamatan plasenta dengan teliti untuk menentukan adanya perdarahan
pada bayi baru lahir dan lakukan pemeriksaan hemoglobin secara berkala pada
bayi barui lahir dengan kelainan placenta atau dengan SC.
D. TANDA DAN GEJALA PERDARAHAN TALI PUSAT
1.
Ikatan tali pusat
lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masih menempel pada tali pusat.
2.
Kulit di sekitar tali
pusat memerah dan lecet.
3.
Ada cairan yang keluar
dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna kuning, hijau, atau darah.
4.
Timbul sisik di
sekitar atau pada tali pusat.
E. FAKTOR RESIKO PERDARAHAN TALI PUSAT
Faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya PDVK antara
LAIN:
1.
Ibu yang selama
kehamilan mengkonsumsi obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K
seperti, obat antikoagulan oral (warfarin), obat-obat antikonvulsan
(fenobarbital, fenitoin, karbamazepin), obat-obat antituberkulosis (INH,
rifampicin).
2.
Bayi
dengan sintesis vitamin K yang kurang oleh bakteri usus
(pemakaian antibiotik, khususnya pada bayi kurang bulan).
3.
Bayi
dengan gangguan fungsi hati (kolestasis).
4.
kurangnya asupan vitamin K dapat
terjadi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif, karena ASI memiliki kandungan
vitamin K yang rendah yaitu <20 ug/L bila dibandingkan dengan susu sapi yang
memiliki kandungan vitamin K 3 kali lipat lebih banyak (60 ug/L). Selain itu
asupan vitamin K yang kurang juga disebabkan sindrom malabsorpsi dan diare
kronik.
5. Ibu yang berusia <20 tahum dan
>35 tahun, Keadaan tersebut memberikan predisposisi untuk terjadi
perdarahan, plasenta previa,
rupture uteri, solutio plasenta yang dapat menyebabkan perdarahan tali pusat
pada bayi.
F. PENATALAKSANAAN PERDARAHAN TALI PUSAT
1.
Penanganan disesuaikan
dengan penyebab dari perdarahan tali pusat yang terjadi.
2.
Untuk penanganan awal,
harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat.
a. Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali
pusat.
b. Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
c. Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti
popok. Gunakan kapas atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang dapat dibeli
di apotek.
d. Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali
pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda. Alkohol
yang digunakan tidak menyengat. Bayi akan menangis karena alkohol terasa
dingin. Membersihkan tali pusat dengan alkohol dapat membantu mencegah
terjadinya infeksi. Hal ini juga akan mempercepat pengeringan dan pelepasan
tali pusat.
e. Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat
akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2
minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun
sudah terlepas setengah bagian.
f. Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.
3.
Segera lakukan inform
consent dan inform choise pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan. Hal ini
dilakukan bila terjadi gejala berikut:
a. Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.
b. Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
c. Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
d. Bayi menderita demam.
e. Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
f. Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
g. Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
h. Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi
ukuran luasan uang logam.
i.
Pendarahan pada tali
pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN
PADA
BAYI BARU LAHIR Ny “W” UMUR 1 HARI
PERDARAHAN
TALI PUSAT
DI KLINIK BIDAN “K”
DI KLINIK BIDAN “K”
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 02 Desember 2013
Jam :
12.05 WIB
Tempat : Di Ruang “P”
Tempat : Di Ruang “P”
A.
DATA SUBYEKTIF
Identitas
Nama bayi : Bayi Ny.W
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/Jam/Lahir : 01 Desember 2013, jam : 09.05 WIB.
Jenis kelamin : perempuan
Anak ke : 1
No.Reg : 059442
Berat badan : 2640 gram
Panjang badan : 47 cm
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/Jam/Lahir : 01 Desember 2013, jam : 09.05 WIB.
Jenis kelamin : perempuan
Anak ke : 1
No.Reg : 059442
Berat badan : 2640 gram
Panjang badan : 47 cm
Nama Ibu : Ny.W
Umur : 21 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”
Umur : 21 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”
Nama Ayah : Tn. J
Umur : 29 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”
Umur : 29 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”
Keluhan Utama :
Ibu
mengatakan adanya darah yang keluar dari tali pusat bayinya sejak tadi pagi jam
06.30 WIB, dan bayinya menangis.
Riwayat
Penyakit Kehamilan
-
Perdarahan
: Tidak ada
-
Pre-eklamsi
: Tidak ada
-
Eklampsia
: Tidak ada
-
Penyakit
kelamin : Tidak ada
-
Lain-lain
: Tidak ada
Kebiasaan
Waktu Hamil :
a. Pola Nutrisi
Sebelum
Hamil :
-
Makan
: 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk, sayur kadang
buah-buahan)
-
Minum : 5-7 gelas/hari (air putih, teh)
Selama
Hamil :
-
Makan : 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk, sayur)
-
Minum
: 5-8 gelas/hari (air putih, teh)
b. Pola Aktivitas
Sebelum
Hamil :
Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri
seperti menyapu, mencuci, dan memasak.
Selama
Hamil:
Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri
tetapi tidak terlalu berat.
c. Pola Istirahat
Sebelum
Hamil :
-
Tidur
siang : jam 12.00-13.00 (+ 1 jam/hari)
-
Tidur
malam : jam 21.00-04.00 (+ 7-8 jam/hari )
Selama
Hamil :
-
Tidur
siang : jam 12.00-13.30 (+ 1-2 jam/hari)
-
Tidur
malam : jam 21.00-04.30 (+ 7-8 jam/hari )
d. Pola Eliminasi
Sebelum
hamil :
-
BAK
5x /hari, warna kuning, bau khas
-
BAB
1x/hari, warna kuning, konsistensi lunak.
Selama
hamil :
-
BAK
6-7x /hari, warna kuning, bau khas
-
BAB
1x/hari, warna kuning, konsistensi lunak, bau khas
Riwayat
Persalinan Sekarang:
1.
Jenis
persalinan : Spontan
belakang kepala.
2. Ditolong oleh : Bidan
3.
Lama
persalinan
- Kala I : 12 jam
- Kala II : 2 jam
- Kala III : 10 Menit
- Kala II : 2 jam
- Kala III : 10 Menit
4. Pengeluaran pervaginam
Darah
lendir : ada lochea rubra
Air
ketuban : pecah jam 11.10 WIB, warna jernih,
bau khas
Laserasi
/ robekan perineum : Tidak ada
Darah
: Ada sekitar + 150 CC
5. Komplikasi persalinan.
Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak ada
Bayi : Tidak ada
6. Keadaan Bayi Baru Lahir.
Nilai
Apgar Skor : 8-9
Menit 1 :
Appeance
(warna kulit) : 1
Pulse
(Frek nadi) : 2
Grimace
(ransangan) : 1
Activity
(tonus otot) : 2
Respiration
(pernafasan) : 2
Menit 5:
Appeance
(warna kulit) : 2
Pulse
(Frek nadi) : 2
Grimace
(ransangan) : 1
Activity
(tonus otot) : 2
Respiration
(pernafasan) : 2
7. Resusitasi
Penghisapan
lendir : Ya
Oksigen
:
Tidak
Terapi :
Penghangatan dengan lampu.
Keterangan
: Untuk
menghangatkan tubuh bayi sehingga bayi tidak hipotermi
B.
DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan
fisik umum
Keadaan Umum : Composmentis
Suhu : 36,8 0C
Pernafasan : 46 x/menit
Nadi : 120x/menit
Berat badan sekarang : 2640 gram
Panjang badan : 48 cm
Suhu : 36,8 0C
Pernafasan : 46 x/menit
Nadi : 120x/menit
Berat badan sekarang : 2640 gram
Panjang badan : 48 cm
2. Pemeriksaan khusus.
®
Inspeksi
Kepala
: tidak ada caput
succedaneum, dan chepal hematoma.
Ubun-ubun
: Datar, tidak ada moulase.
Muka
: Simetris, Tidak ada
kelainan.
Mata
: Simetris, tidak ada
kelainan.
Telinga
: Simetris, tidak ada
serumen
Mulut
: Simetris, tidak ada
bibir sumbing.
Hidung
: Simetris, tidak ada
secret, tidak ada pernapasan cuping hidung
Leher
: Tidak ada tyroid, tidak
ada pembengkakan.
Dada
: Simetris, gerakan
rongga dada teratur, tidak ada tarikan intercostae
Abdomen
: Simetris, tidak kembung, Tali
pusat terbungkus kasa steril, terlihat perdarahan
Punggung
: Simetris, tidak ada sipina
bifida
Ekstremitas
: Jari-jari ekstremitas atas dan
bawah lengkap, tidak ada polydaktil, syndaktil, brakidaktyl, bentuk ekstremitas
kanan dan kiri simetris.
Genetalia : Terlihat Labia mayora menutupi
labia minora.
Anus
: Terdapat lubang anus.
®
Palpasi
Kepala
: Tidak ada benjolan, UUB datar, UUK belum menutup
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid dan limfe
® Reflek
Reflek moro : Ada
Reflek Rooting : Ada
Reflek Graphs/plantar : Ada
Reflek Sucking : Ada
Reflek Walking : Tidak ada
Reflek Rooting : Ada
Reflek Graphs/plantar : Ada
Reflek Sucking : Ada
Reflek Walking : Tidak ada
® Antropometri
Lingkar kepala
FO :
34 cm
MO :
35 cm
SOB :
32 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan atas : 11 cm
Lingkar lengan atas : 11 cm
® Eliminasi
Miksi : Sudah,
-
jam
: 22.05 WIB
Meconium : Sudah,
-
Warna : Hijau Kehitaman
-
Tgl : 01 Desember 2013
-
Jam : 22.05 WIB
® Pemeriksaan Penunjang : -
C.
ANALISIS
Bayi Ny. “W” 1 hari post partum dengan perdarahan tali pusat fisiologis
D.
PENATALAKSANAAN
- Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
- Melakukan observasi TTV
- Kenakan popok di bawah tali pusat, biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
- Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda.
- Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Bungkus tali pusat dengan kasa steril. Hal ini akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat.
- Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat.
- Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.
- Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.
9. Memberikan kehangatan pada bayi
dengan cara :
menggedong, memberi selimut, dan memberi penutup/topi pada kepala
menggedong, memberi selimut, dan memberi penutup/topi pada kepala
10. Ganti pakian yang basah dengan
pakaian kering
Ganti popok setiap BAK/BAB
Ganti popok setiap BAK/BAB
10. Menganjurkan pemberian ASI eksklusif
sampai usia 6 bulan dan pemberian ASI sesering mungkin agar bayi mendapatkan
nutrisi yang cukup
Memberikan ASI setiap 2 jam sekali atau sesering mungkin
Memberikan ASI setiap 2 jam sekali atau sesering mungkin
- Melakukan konseling kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya BBL dengan kriteria kegawatan , seperti : Bayi tidak mau menetek, tampak lesu, pernapasan lambat, suhu naik, terjadi perdarahan/ keluar cairan berbau pada tali pusat.
- Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien apabila dilakukan rujukan
- Menganjurkan ibu pergi ke tenaga kesehatan jika terjadi tanda-tanda bahaya pada BBL
B. PENDOKUMENTASIAN
S
:
-
Ibu
mengatakan tali pusat bayinya mengeluarkan darah sejak tadi pagi.
-
Ibu
mengatakan bayinya menangis
O :
1.
Pemeriksaan
umum :
-
JK
: Perempuan
-
TTV
:
§ S :
36,8 0C
§ P :
46 x/i
§ N :
120 x/i
2.
Pemeriksaan
fisik :
o
Kepala
|
: kulit kepala bersih, Tidak ada
benjolan, UUB datar, UUK belum menutup
|
o
Muka
|
: kemerahan
|
o
Mata
|
: konjungtiva merah muda, sklera
putih
|
o
Telinga
|
: Simetris kiri dan kanan
|
o
mulut
|
: Tidak ada bibir sumbing
|
o
hidung
|
: simetris
|
o
leher
|
: Tidak ada pembengkakan
|
o
dada
|
: Payudara kiri dan kanan
simetris, tidak ada strider
|
o
Abdomen
|
: tali pusat terbungkus kasa
steril, terlihat perdarahan
|
o
Punggung
|
: Tidak ada spina bifida
|
o
Genitalia
|
: Labiya mayora menutupi labiya
minora
|
o
Anus
|
: (+)
|
o
refleks
|
: (+)
|
A :
Bayi baru lahir normal, usia 3 hari
, JK perempuan, KU baik, dengan perdarahan tali pusat.
P :
-
melakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat.
-
Membersihkan area di sekitar tali pusat.
-
Mengajarkan
ibu cara perawatan tali pusat.
-
Menganjurkan
untuk kembali jika terdapat tanda-tanda sbb:
a) Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.
b) Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
c) Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
d) Bayi menderita demam.
e) Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
f) Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
g) Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
h) Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi
ukuran luasan uang logam.
i)
Pendarahan pada tali
pusat tidak berhenti.
EVALUASI:
-
Tindakan pencegahan infeksi sudah dilakukan.
-
Area disekitar tali pusat sudah dilakukan.
-
Ibu tau dan bisa cara perawatan tali pusat.
-
Ibu mau kembali jika terdapat tanda-tanda diatas.
C. FORMAT PENGKAJIAN BBL
FORMAT
PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR (BBL)
I.
Pengumpulan
Data
A.
BIODATA
Bayi
Nama
Bayi : Bayi Ny.W
Umur
Bayi : 1 hari
Tgl/Jam
Lahir : 01 Desember 2013, jam
: 09.05 WIB
Jenis
Kelamin : Perempuan
Berat
Badan : 2640 gram
Panjang
Badan : 47 cm
Orang
Tua
Nama Ibu : Ny.W
Umur : 21 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”
Umur : 21 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”
Nama Ayah : Tn. J
Umur : 29 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Umur : 29 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”
B. DATA
SUBJEKTIF
Didata
Pada Tanggal / Jam : 02 Desember 2013,
jm : 12.05WIB
1. Keluhan :
Ibu mengatakan adanya darah yang
keluar dari tali pusat bayinya sejak tadi pagi jam 06.30 WIB, dan bayinya
menangis.
2. Riwayat
Penyakit Kehamilan
·
Perdarahan : Tidak Ada
·
Pre-Eklampsi : Tidak Ada
·
Eklampsi :
Tidak Ada
·
Penyakit Kelamin : Tidak Ada
·
Anemia :
Tidak Ada
·
Lai-Lain :
Tidak Ada
3. Kebiasaan
waktu hamil
·
Makan :
Tidak Ada Makanan Pantangan
·
Obat-Obatan/Jamu : Tidak Ada
·
Merokok :
Tidak Ada
·
Lain-Lain : Tidak Ada
4. Riwayat
Persalinan Sekarang
·
Jenis Persalinan : Spontsn
·
Ditolong Oleh : Bidan
·
Lama Persalinan
Kala I : 12 jam
Kala II : 2 jam
Kala III : 10 menit
Kala IV : -
·
Ketuban
Warna : Jernih
Bau : Amis
·
Panjang Tali Pusat : 45 Cm
·
Plasenta :
Berat, 500 Gram
·
Komplikasi Persalinan
Ibu : Tidak Ada
Bayi : Tidak Ada
·
Keadaan Bbl : Normal
|
SCORE
|
0
|
1
|
2
|
A
|
(Appearance)
Warna
Kulit
|
( )( )
Pucat
|
(x)( ) Badan Merah
|
(v)( ) Seluruh Tubuh Kemerahan
|
P
|
(Pulse)
Frekuensi
Jantung
|
( )( )
Tidak Ada
|
(v)(x)
<100
|
( )( )
>100
|
G
|
(Grimate)
Reaksi
Terhadap Rangsangan
|
( )( )
Tidak Ada
|
(x)(v)
Sedikit Gerakan
|
( )( )
Menangis, Batuk Atau Bersin
|
A
|
(Activity)
Aktifitas
|
( )( )
Tidak Ada
|
( )( )
Ekstremitas Sedikit Fleksi
|
(x)(v)
Gerakan Aktif
|
R
|
(Respiratory)
Pernafasan
|
( )( )
Tidak Ada
|
( )( )
Lemah, Tidak Teratur
|
(2)(2)
Baik, Menangis Kuat
|
Keterangan : x : menit 1 v : menit 5
·
Resusitasi
Penghisapan Lendir : Dilakukan
Ambu : Tidak
Ada
Intubasi Endotrakheal : Tidak Ada
Oksigen : Tidak Ada
Therapy :
Penghangatan Dengan Lampu
B.
DATA
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan
Umum
Keadaan Umum : conpos mentis
Suhu : 36,8 0C
Pernafasan : 40x/i
Nadi : 120x/i
BB Sekarang : 2640 gram
2. Pemeriksaan
Fisik
Kepala :
tidak ada caput succedaneum, dan chepal hematoma.
Ubun-ubun :
Datar, tidak ada moulase.
Muka :
Simetris, Tidak ada kelainan.
Mata :
Simetris, tidak ada kelainan.
Telinga :
Simetris, tidak ada serumen.
Mulut :
Simetris, tidak ada bibir sumbing.
Hidung :
Simetris, tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Leher :
Tidak ada tyroid, tidak ada pembengkakan.
Dada :
Simetris, gerakan rongga dada teratur, tidak ada tarikan intercostae.
Abdomen :
Tali pusat terbungkus kasa steril, terlihat perdarahan.
Punggung :
Simetris, tidak ada sipina bifida.
Ekstremitas :
Jari-jari ekstremitas atas dan bawah lengkap, tidak ada polydaktil, syndaktil,
brakidaktyl, bentuk ekstremitas kanan dan kiri simetris.
Genetalia : Terlihat Labia mayora menutupi
labia minora.
Anus :
Terdapat lubang anus.
3. Reflek
Reflek Moro : Ada
Reflek Rooting : Ada
Reflek Walking : Tidak Ada
Reflek Graph : Ada
Reflek Sucking : Ada
Reflek Tonic Neck : Ada
4. Antropometri
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 32 cm
Lingkar Lengan Atas : 11 cm
5. Eliminasi
BAB : sudah
BAK :
sudah
Padang,
……………………….
Petugas Kesehatan Klien/Keluarga
(______________________) (_____________________)
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang dilakukan oleh
bidan kepada individu pasien atau kliennya. Seorang bidan dalam melaksanakan
asuhan dan klien mengacu pada pola pikir sistematis penatalaksanaan. Pola pikir
sistematis adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dari tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. W dengan
perdarahan tali pusat diklinik bidan “K”. Ditemukan hasil sebagai berikut:
1.
Pada pengkajian data
Pada pengkajian dilakukan untuk pengumpulan data dasar
tentang keadaan pasien. Pada studi kasus ini penulis melakukan pengkajian
terhadap bayi baru lahir yaitu Bayi Ny.W umur 1 hari dengan perdarahan tali
pusat, dengan hasil sebagai berikut:
a.
Umur
ibu
1) Menurut tinjauan teori
Umur muda (< 20 tahun) beresiko karena ibu belum siap
secara medis (organ reproduksi) maupun secara mental. sedangkan umur
tua (> 35 tahun), secara fisik ibu mengalami kemunduran untuk menjalani
kehamilan. Keadaan tersebut memberikan predisposisi untuk terjadi
perdarahan, plasenta previa,
rupture uteri, solutio plasenta yang dapat berakhir dengan
terjadinya perdarahan tali pusat pada bayi.
2)
Menurut
tinjauan kasus
Pada
kasus perdarahan tali pusat terhadap Bayi Ny.W, umur Ny.W adalah 21 tahun.
3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan toeri dan
tinjauan kasus, karena pada tinjauan teori faktor resiko terjadinya perdarahan
tali pusat adalah ibu dengan usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun,
sedangkan umur Ny.W adalah 21 tahun.
b.
Keluhan
utama
1) Menurut tinjauan teori
Menurut
teori tanda dan gejala perdarahan tali pusat adalah sbb:
-
Ikatan tali pusat
lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masih menempel pada tali pusat.
-
Kulit di sekitar tali
pusat memerah dan lecet.
-
Ada cairan yang keluar
dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna kuning, hijau, atau darah.
-
Timbul sisik di
sekitar atau pada tali pusat.
2) Menurut tinjauan kasus
Ibu mengatakan adanya darah yang keluar dari tali pusat
bayinya sejak tadi pagi jam 06.30 WIB, dan bayinya menangis
3) Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena pada tinjauan kasus ibu mengatakan adanya darah yang keluar dari tali
pusat bayinya, serta pada tinjauan teori tanda dan gejala dari perdarhan tali
pusat yaitu ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa
berwarna kuning, hijau, atau darah.
c.
Riwayat
persalinan sekarang
1) Menurut tinjauan teori
Penyebab
perdarahan tali pusa salah satunya yaitu:
® Robekan
umbilikus normal, yang biasanya terjadi karna :
·
Partus presipitatus
·
Adanya trauma atau lilitan tali
pusat
·
Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan
terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat persalianan.
·
Kelalaian penolong persalinan yang
dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus atau plasenta sewaktu SC.
2) Menurut tinjauan kasus
Jenis
persalinan : Spontan
belakang kepala.
Ditolong oleh : Bidan
Lama
persalinan :
- Kala I : 12 jam
- Kala II : 2 jam
- Kala III : 10 Menit
- Kala II : 2 jam
- Kala III : 10 Menit
3) Pembahasan
Terdapat
kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus, dimana pada tinjauan
teori dikatakan bahwa salah satu penyebab terjadinnya perdarahan tali pusat
adalah partus persipitatus tetapi pada tinjauan kasus yaitu spontan belakang
kepala, kemungkinan perdarahan terjadi akibat penyebab lainnya yaitu tali pusat
yang pendek saat proses persalinan.
2.
Identifikasi Masalah, Diagnosa
danKebutuhan
a.
Diagnose
kebidanan
1) Menurut tinjauan teori
Pada
langkah ini mengidentifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data- data yang telah dikumpulkan. Data dasar
tersebut kemudian dinterpretasi sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah
yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun masalah keduanya harus ditangani.
(soepardan; h. 99).
Data subjektif : informasi tentang identitas bayi
baru lahir, seperti umur bayi, jam kelahiran bayi, jenis kelamin bayi dan anak
keberapa.
Data objektif : keadaan yang lebih pasti dilihat
dari pasien yang dikaji.
2) Menurut tinjauan kasus
Pada kasus
bayi Ny.W didapatkan diagnosa kebidanan “Bayi Ny. “W” 1 hari post partum dengan perdarahan tali pusat fisiologis”
Data Subjektif :
Nama bayi : Bayi Ny.W
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/Jam/Lahir : 01 Desember 2013, jam : 09.05 WIB.
Jenis kelamin : perempuan
Anak ke : 1
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/Jam/Lahir : 01 Desember 2013, jam : 09.05 WIB.
Jenis kelamin : perempuan
Anak ke : 1
Data
Objektif :
Abdomen : Simetris, tidak kembung, Tali pusat
terbungkus kasa steril, terlihat perdarahan
3) Pembahasan
Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan, karena pada tinjauan kasus diagnose didapatkan dari data subjektif
dan data objektif sesuai dengan teori yang disampaikan oleh (JNPK KR, 2008)., dimana untuk menegakkan
diagnose didapatkan berdasarkan hasil pengkajian, baik data subjektif ataupun
objektif.
b. Masalah
1) Menurut tinjauan teori
Pada
teori, terdapat masalah pada bayi baru lahir
dengan perdarahan tali pusat adalah bayi baru
lahir yang mengalami trauma, pengikatan tali pusat yang kurang baik atau
kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali
pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi seperti septicemia
atau infeksi local.
2) Menurut tinjauan kasus
Pada kasus dikatakan masalah pada bayi yaitu perdarahan pada
tali pusat.
3)
Pembahasan
Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan kasus
tidak terdapat kesenjangan, karena pada kasus salah satu masalah yang ada pada
bayi tali pusat berdarah, sama seperti yang ada pada teori yang disampaikan
oleh (Dewi.2010;h.102) yaitu terdapat masalah pada bayi baru lahir dengan
perdarahan tali pusat adalah bayi baru lahir yang mengalami trauma, pengikatan tali pusat yang kurang baik atau
kegagalan proses pembentukan trombus normal.
c. Kebutuhan
1)
Menurut tinjauan teori
Menurut teori kasus perdarahan tali pusat
untuk penanganan awal dilakukan pencegahan infeksi.
2)
Menurut tinjauan kasus
Dalam kasus perdarahan tali pusat pada Bayi Ny.W penanganan
diperlukan tindakan pencegahan infeksi.
3)
Pembahasan
Dari
tinjauan teori dan tinjauan kasus tersebut tidak ditemukan kesenjangan, karena
kebutuhan yang diperlukan oleh bayi sesuai dengan teori pada penanganan awal
bayi baru lahir dengan perdarahan tali pusat dilakukan tindakan pencegahan
infeksi.
3.
Antisipasi masalah potensial
a.
Menurut
tinjauan teori
Pada
langkah ini mengidentifikasikan masalah potensial berdasarkan diagnosa atau
masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan (Soepardan, 2009; hal. 99)
b.
Menurut
tinjauan kasus
Pada
Bayi Ny.W dengan perdarahan tali pusat yang mungkin terjadi jika tidak
tertangani adalah infeksi tali pusat.
c. Pembahasan
Dari
tinjauan teori dan tinjauan kasus tersebut tidak didapatkan kesenjangan, dimana
pada kasus awalnya hanya perdarahan tali pusat dan segeradilakukan pencegahan
infeksi agar tindak terjadi perdarahan tali pusat.
4. Tindakan
segera
a. Menurut tinjauan teori
Pada
langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang telah dikumpulkan.
Data dasar tersebut kemudian diinterpretasi sehingga dapat dirumuskan diagnosis
dan masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun masalah, keduanya
harus ditangani. Meskipun masalah tidak dapat diartikan sebagai diagnosis,
tetapi tetap membutuhkan penanganan.
b.
Menurut
tinjauan kasus
Pada kasus
tersebut ditemukan indikasi untuk melakukan tindakan segera/penanganan awal
berupa tindakan pencegahan infeksi dengan alasan terdapat potensi terjadinya
infeksi tali pusat jika perdarahan tali pusat pada bayi tidak tertangani dengan
baik.
c.
Pembahasan
Jadi tidak
terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus, karena pada
kasusnya tindakan segera/penanganan awal berupa tindakan pencegahan infeksi
dilakukan untuk mengantisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi pada bayi
berupa infeksi tali pusat.
5.
Rencana asuhan
a.
Menurut
tinjauan teori
Pada langkah
kelima direncanakan asuhan menyuluruh yang ditentukan berdasarkan langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelautan manajemen untuk masalah atau
diagnosis yang telah diidentikasi atau antispasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi rencana
asuhan yang menyuluruh tidak hanya meliputi segala hal yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang terkait,
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut. Pedoman
antisipasi ini mencakup perkiraan tentang hal yang akan terjadi berikutnya:
apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah bidan perlu merujuk klien
bila ada sejumlah masalah terkait sosial, ekonomi, kultural, atau psikososial.
1) Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada
tali pusat :
a) Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali
pusat.
b) Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
c) Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti
popok. Gunakan kapas atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang dapat dibeli
di apotek.
d) Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali
pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda. Alkohol
yang digunakan tidak menyengat. Bayi akan menangis karena alkohol terasa
dingin. Membersihkan tali pusat dengan alkohol dapat membantu mencegah
terjadinya infeksi. Hal ini juga akan mempercepat pengeringan dan pelepasan
tali pusat.
e) Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat
akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2
minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun
sudah terlepas setengah bagian.
f) Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.
2) Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien untuk
dilakukan rujukan. Hal ini dilakukan bila terjadi gejala berikut:
a) Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.
b) Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
c) Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
d) Bayi menderita demam.
e) Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
f) Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
g) Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
h) Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi
ukuran luasan uang logam.
i)
Pendarahan pada tali
pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan.
b.
Menurut
tinjauan kasus
1)
Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi
pada tali pusat misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
2)
Melakukan
observasi TTV
3)
Kenakan popok di bawah tali pusat, biarkan tali pusat terbuka,
tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
4)
Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya
pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi
Anda.
5)
Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda
mengganti popok. Bungkus tali pusat dengan kasa steril. Hal ini akan mempercepat pengeringan dan pelepasan
tali pusat.
6)
Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat.
7)
Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi.
Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu
1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun
sudah terlepas setengah bagian.
8)
Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali
pusat.
9)
Memberikan
kehangatan pada bayi dengan cara :
menggedong, memberi selimut, dan memberi penutup/topi pada kepala
menggedong, memberi selimut, dan memberi penutup/topi pada kepala
a) Ganti pakian yang basah dengan
pakaian kering
Ganti popok setiap BAK/BAB
Ganti popok setiap BAK/BAB
b) Menganjurkan pemberian ASI eksklusif
sampai usia 6 bulan dan pemberian ASI sesering mungkin agar bayi mendapatkan
nutrisi yang cukup
Memberikan ASI setiap 2 jam sekali atau sesering mungkin
Memberikan ASI setiap 2 jam sekali atau sesering mungkin
c) Melakukan konseling kepada ibu
tentang tanda-tanda bahaya BBL dengan kriteria kegawatan , seperti : Bayi tidak
mau menetek, tampak lesu, pernapasan lambat, suhu naik, terjadi perdarahan/
keluar cairan berbau pada tali pusat.
10) Segera lakukan inform
consent dan inform choise pada keluarga pasien apabila dilakukan rujukan
11) Menganjurkan ibu pergi ke tenaga
kesehatan jika terjadi tanda-tanda bahaya pada BBL
c. Pembahasan
Jadi pada
tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan, karena sesuai
dengan teori, rencana yang diberikan dimulai dari langkah awal pencegahan
infeksi dan rencana asuhan sejlanjutnya yaitu Segera
lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien apabila dilakukan
rujukan.
6.
Pelaksanaan
a. Menurut tinjauan teori
Pada langkah keenam, rencana asuhan
menyuluruh dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya walau bidan tidak melakukan nya sendiri, namun ia tetap
memikul tangung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya (misalnya dengan
memastikan bahwa langkah tersebut benar-benar terlaksana).
b. Menurut tinjauan kasus
1)
Jaga agar tali pusat
tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali pusat.
2)
Biarkan tali pusat
terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
3)
Bersihkan area di
sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Gunakan kapas
atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang dapat dibeli di apotek.
4)
Angkat tali pusat dan
bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu
takut hal ini akan menyakiti bayi Anda. Alkohol yang digunakan tidak menyengat.
Bayi akan menangis karena alkohol terasa dingin. Membersihkan tali pusat dengan
alkohol dapat membantu mencegah terjadinya infeksi. Hal ini juga akan
mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat.
5)
Jangan basahi tali
pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana
seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu
diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah
bagian.
6)
Hindari penggunaan
bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.
c.
Pembahasan
Jadi terdapat kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus, dimana pada teori perdarahan tali pusat
dikatakan bahwa penanganan awal sama seperti tinjauan kasus.
7.
Evaluasi
a. Menurut tinjauan teori
Evaluasi
dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak
efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau menghambat
keberhasilan asuhan yang diberikan.
Pada
langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan.
Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apkah benar- benar telah
terpenuhi sebagaimana diidentifkasi didalam diagnosis dan masalah. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya.
b. Menurut tinjauan kasus
-
Tindakan pencegahan infeksi sudah dilakukan.
-
Area disekitar tali pusat sudah dilakukan.
-
Ibu tau dan bisa cara perawatan tali pusat.
-
Ibu mau kembali jika terdapat tanda-tanda diatas.
c.
Pembahasan
Pada
evaluasi kasus perdarahan tali pusat pada Bayi Ny.W tidak terdapat kesenjangan
antara tinjauan teori dan tinjauan kasus, karena pada teori yang disampaikan
oleh bidan langkah evaluasi dilakukan
untuk mengevaluasi keefektifan dari asuhan dan pada kasusnya evaluasi dilakukan
dengan hasil yang baik.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perdarahan tali pusat merupakan suatu masalah yang
lazim terjadi pada bayi yang ditandai dengan adanya cairan (darah) yang keluar
di sekitar tali pusat bayi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu robekan
umbilikus, robekan pembuluh darah, maupun anemia pada bayi baru lahir akibat
kelainan plasenta.
Dapat ditangani dengan tindakan pencegahan infeksi, dan apabila terjadi
gejala infeksi pada bayi, segera lakukan rujukan.
Pada kasus diatas dapat disimpulkan bahwa
memberikan asuhan pada bayi baru lahir dengan perdarahan tali pusat dapat dengan cara menerapkan teori
secara alamiah kedalam bentuk Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir.
B. SARAN
1.
Bagi penulis
Diharapkan
lebih meningkatkan pengetahuan, menerapkan pada permasalahan yang
didapat dari Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir Ny. “W” dengan pendarahan pada tali
pusat.
2.
Bagi klien
Hendaknya kita
menjaga tali pusat bayi agar tidak basah dengan cara memberikan informasi
kepada orang tua bayi untuk tidak mengoleskan alkohol ke tali pusat bayi, cukup
dengan mengeringkan pada saat selesai mandi.
Diharapkan
klien mengetahui tentang
pendarahan tali pusat dan memahami tentang keadaan yang dialaminya dan klien
bisa lebih kooperatif dengan tenaga kesehatan.
saya menyadari bahwa pada studi
kasus ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan penulisan studi kasus yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Marmi, Rahardjo, kukuh.(2012).Asuhan neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah.Yogyakarta : pustaka pelajar.
Nani Lia, Dewi.(2010).Asuhan
Neonatus Bayi dan Anak Balita.Yogyakarta:
Salemba Medika.
Nelson, Edisi 15, Vol.1.Ilmu
Kesehatan Anak.Cetakan 2012.
http://penel-bid.blogspot.com/2009/06/perdarahan-tali-pusat.html.
(tanggal akses : 26 desember 2014)
http://ayurai.wordpress.com/2009/05/21/talipusat-umbillicus/
(tanggal akses : 26 desember 2014)
http://rafifsafaalzena.blogspot.com/2010/11/pendarahan-pada-tali-pusat.html
(tanggal akses : 26 desember 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar